Gagasan

Terjebak dalam Kenikmatan

Ilustrasi: Pxhere.com

Orang bilang selama kamu tidak memiliki kebebasan secara keuangan, maka tidak ada kata merdeka bagimu. Manusia memang kerap mencari apa yang disebut kemerdekaan finansial. Karena dengan ini, siapapun bisa membeli apapun.

Pencarian manusia akan ini seakan tanpa tepi. Mereka berlomba-lomba mencari apa yang disebut dengan kenikmatan akan pencapaian ini. 

Tapi apakah ini segalanya? Tidak, bagi sebagian orang hal itu hanyalah pelengkap. Ia mencari kemerdekaan finansial hanya supaya mereka bisa kembali melanjutkan kehidupan.

Atau dengan kata lain, mereka mencari itu hanya untuk bisa melanjutkan hidup. Apakah ini berbeda? Jelas, mereka yang mengejar kemerdekaan finansial adalah mereka yang mencari kesejahteraan dengan mengukur dari parameter-parameter materiil.

Sementara lawannya adalah mereka yang menjadikan finansial hanya sebagai sarana untuk melanjutkan hidup. Apa perbedaannya? Perbedaannya jika kelompok pertama menyandarkan hidup mereka demi kemerdekaan finansial, maka kelompok kedua menjadikan finansial sebagai alat untuk mereka melanjutkan hidup. Atau dengan kata lain, kelompok kedua kendati tidak memiliki kemerdekaan finansial mereka tetap bisa hidup bahkan menikmatinya.

Loyalitas Tanpa Batas

Mereka yang mendedikasikan diri demi kemerdekaan ini mesti mengorbankan sesuatu yang ia memiliki. Utamanya adalah waktu.

Waktu mereka syarat utama bagi siapapun yang hendak mencari kebebasan yang menawan ini. Kita menggadaikan sebagian waktu yang kita miliki demi sebuah kemerdekaan tersebut.

Bukan hanya mengorbankan waktu tak jarang juga kita dipaksa untuk mengorbankan prinsip. Apa itu prinsip? Adalah seperangkat nilai yang kita tanam dalam sanubari dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi kalau ditanamkan tanpa adanya pengaplikasian, maka itu belum disebutkan sebagai prinsip.

Prinsip acap kali kita korbankan hanya demi mengejar kemerdekaan ini. Karena di mata sebagian orang kemerdekaan finansial lebih menggiurkan dibandingkan dengan prinsip yang telah ditanam.

Kasarnya kalau mau disebut kita menyandarkan loyalitas kita kepada siapa pun yang bisa memberikan kita sedikit kemerdekaan finansial. Pernah mengalami hal ini? Saya rasa setiap orang pernah terjerembab dalam lubang kenistaan tersebut.

Hanya yang membedakan kita adalah apakah kita mau keluar dari lubang itu. Ataukah justru menikmati dengan apa yang terjadi. Jawabannya ada di tangan Anda.

About Yopi Makdori

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.