Gagasan

Kenapa Warlok Selalu Terpojok?

Ilustrasi: Inaya Bay Hotel, Labuan Bajo


Flores merupakan satu dari sekian banyak pulau di gugusan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTT). Di Barat pulau ini terdapat destinasi wisata yang begitu melegenda.

Adalah Labuan Bajo yang siapa pun akan sepakat bahwa tempat ini adalah surga dunia. Keindahan alamnya tak perlu diperdebatkan lagi. Mulai dari birunya air laut hingga gugusan pulau di sana seakan menciptakan lukisan agung Allah SWT.

Seiring dengan banyaknya wisatawan yang menyambangi Labuan Bajo, geliat ekonomi penduduk di sana pun turut mengikuti. Mulai dari industri penginapan, makanan, rental sampai transportasi semuanya mengalami peningkatan.

Bagi orang seperti saya, liburan di Labuan Bajo bukanlah sesuatu pilihan. Bukan karena kurang menarik namun tingginya biaya liburan di Nirwana Timur Indonesia itu membuat saya pikir-pikir ratusan kali.

Saya diberikan kesempatan untuk mengunjungi keindahan alam di sana. Dalam sebuah tugas, saya sedikit merenungi berapa indahnya destinasi wisata yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat itu. Di sana nampak ekonomi mengalami perkembangan yang begitu menakjubkan.

Kendati ekonomi mengalami pertumbuhan, namun ada keresahan warga lokal yang tak pernah hilang. Saat saya mencoba berbincang dengan seorang supir di sana, ia mengatakan bahwa sebagian besar para usahawan di Labuan Bajo bukanlah dari warga lokal (warlok).

Mereka rata-rata adalah pendatang, baik itu dari Jawa, Padang, Bima, maupun orang luar. Sementara para warga sekitar hanya sebagai pekerja dan tinggal terdesak ke arah atas (pegunungan).

Bapak itu menceritakan keheranannya mengapa banyak warga sini yang menjul barang mentah sementara ketika kembali ke gunung (kampung) ia membawa barang yang telah jadi. Misalnya dia mencontohkan, seorang warga lokal yang turun dari gunung demi menjual pisang, kemudian ketika pulang ia membawa sekantong plastik pisang goreng.

Ia merasa heran mengapa mereka tidak menjual pisang tersebut dalam bentuk jadi. Artinya kenapa warga lokal tidak berjualan pisang goreng. Mengapa mereka hanya menjualnya dalam bentuk mentah. Fenomena yang semisal juga terjadi di bidang lain.

Wisata Kelas Premium


Objek Wisata Puncak Waringin

Sebelumnya diketahui, menyadur Liputan6.com (20/1/2020), Presiden Joko Widodo atau Jokowi hendak menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium. Jokowi menginginkan segmen wisatawan yang berlibur ke kawasan tersebut merupakan kelompok masyarakat menengah ke atas. Artinya mereka dapat mengeluarkan budget lebih besar.

Jika demikian, jangan sampai kue ekonomi atas pertumbuhan wisata di sana hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Apalagi mereka yang bukan warga lokal. Dan para warga sekitar terpojok ke daerah atas dan hanya bisa menyaksikan gemerlapnya industri pariwisata di tanahnya.

About Yopi Makdori

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.