Grenthink Views

Mengenal PNAC: Markas Para Gembong Neokons


Ilustrasi: Wikimedia.org

Yopi Makdori

Project for the New American Century (PNAC) merupakan lembaga utama milik kelompok neokonservatif yang berperan sebagai think tank untuk merumuskan gagasan-gagasan para neokons di Amerika Serikat (AS). Lembaga ini memiliki hubungan yang kuat dengan lembaga think tank neokons lain, seperti American Enterprise Institute (AEI). Organisasi ini didirikan pada 1997 oleh William Kristol dan Robert Kagen. Lembaga ini merupakan pengembangan dari Defense Planning Guidance yang dikembangkan oleh Paul Dundes Wolfowitz di Pentagon pada 1992.

Neokons sendiri merupakan julukan bagi sekelompok orang yang menganut paham “Neokonservativisme”. Istilah neokonservatif pertama kali diperkenalkan oleh Michael Harrington pada dekade 1970-an. Harrington yang merupakan seorang intelektual sosialis yang bekerja sebagai editor majalah Dissent, mengemukakan istilah ini untuk menunjukan suatu gerakan “eksodus” sekelompok individu yang semula berpaham liberal dan kemudian beralih menuju paham konservatif. Kelompok inilah yang dimaksud Harrington sebagai kelompok konservatif baru atau neokonservatif.

PNAC memiliki tujuan awal untuk “mempromosikan kepemimpinan global Amerika Serikat”. Menurut lembaga ini, kepemimpinan AS dalam kancah global akan berdampak baik bagi AS sendiri maupun dunia. Di dalam dokumen pendiriannya (dapat dilihat di situs resminya www.newamericancentury.com),  tercatat terdapat 25 orang yang terdiri dari politisi, akademisi, aktivis NGO, serta jurnalis, kolumnis, dan pengusaha media berhaluan konservatif bertindak sebagai penandatangan dokumen tersebut.

Dari kalangan politisi terdiri dari Cheney, Rumsfeld, Wolfowitz, Libby, Abrams, Bennet, Jeb Bush, Zalmay Khalilzad, Dan Quayle, Peter W. Rodman, dan Paul Dobriansky. Sedangkan dari kalangan akademisi ada Donald Kagen (Yale University), Stephen P. Rosen (Hardvard University), serta George Weigel, Francis Fukuyama, dan Eliot A. Cohen (John Hopkins University). Dari NGO ada Gaffney (CSP), Aaron Friedberg (CIS), Vin Weber (Empower America), Gary Bauer (American Values), Fred C. Ikle (CSIS), Henry Rowen (Rand Corpration), dan Midge Decter (Committee on the Present Danger). Sementara itu dari kalangan jurnalis, kolumnis, dan pengusaha media ada Podhoretz (Commentary), dan Steve Forbes (Forbes).

Di dalam dokumen tersebut, para pendiri PNAC menganggap kebijakan pertahanan dan Luar Negeri AS kala itu (era kepemimpinan Clinton) berjalan tanpa arah. Kalangan neokons menilai bahwa kebijakan Clinton cenderung isolasionis. Mereka ingin mendesak Clinton supaya arah kebijakannya sesuai dengan prinsip mereka, namun mereka tidak mempunyai kepercayaan diri untuk mendesakkan visi mereka demi meningkatkan peran AS di Dunia. 

Kemunculan PNAC merupakan pengejawantaan dari keresahan batin kelompok tersebut. PNAC digunakan oleh kelompok ini sebagai wadah sekaligus alat untuk memberi desakan kebijakan yang mendukung kepemimpinan global AS.

Kelompok ini memiliki romantisme kejayaan AS di kancah internasional saat era Presiden Reagan. Di bawah Reagan, kebijakan AS banyak menuai sukses karena prinsip unilateralismenya. Namun, Clinton dianggap oleh mereka telah melupakan hal tersebut dan justru sebaliknya membawa bangsa Amerika menuju bahaya karena ketidakmampuan menghadapi ancaman masa kini melihat tantangan global di masa depan. Bagi PNAC, abad ke-20 merupakan abad yang memperkenalkan ketangguhan AS di pentas dunia sebagai negara superpower

Tidak ada satupun negara yang menandingi kehebatan AS, terlebih saat Uni Soviet runtuh yang merupakan rival Perang Dingin AS. Kehebatan inilah yang hendak dipertahankan, atau bahkan diingkatkan oleh kelompok neokons ketika hendak memasuki abad ke-21. Maka, dari sinilah istilah “New American Century” berasal.

Pada September 2000, PNAC mewacanakan isu strategis pertahanan keamanan AS melalui dokumen yang berisi 90 halaman dengan judul “Rebuilding America’s Defenses: Strategies, Forces, and Resources for New Century”. Dalam dokumen tersebut, para neokons di bawah naungan PNAC mendesak pemerintah AS saat itu untuk mempertahankan dan memperluas posisi kepemimpinan globalnya dengan mengedepankan keunggulan kekuatan militernya. Kelompok ini menyatakan bahwa jika diplomasi atau sanksi gagal, maka AS harus siap untuk mengambil tindakan militer.

Menurut PNAC, AS harus melakukan hal-hal sebagai berikut agar kepemimpinannya di ranah global bisa dipertahankan dan diperluas:

a. Meningkatkan anggaran prtahanan secara signifikan untuk menjalankan tanggung jawab global AS sekarang dan memodernisasi persenjataan militer untuk masa depan;

b. Menguatkan ikatan terhadap sekutu demokratis AS dan melawan rezim yang memusuhi “kepentingan dan nilai-nilai AS”;

b. Mempromosikan efek kebebasan ekonomi dan politik ke seluruh dunia;

c. Menerima tanggung jawab untuk memelihara dan memperluas tatanan internasional yang sejalan dengan keamanan, kemakmuran, dan prinsip-prinsip Amerika.

PNAC juga menuntut pemerintah AS untuk memperluas keberadaan militer AS di dunia, terutama di wilayah-wilayah yang strategis. Maka dari itu, mereka menganggap bahwa tentara AS harus dipersenjatai dan dilatih untuk meningkatkan peran AS sebagai polisi dunia penjaga perdamaian.

Polisi global ini akan memiliki kekuasaan untuk menegakkan hukum dan aturan di seluruh dunia yang “sejalan dengan kepentingan AS”. Pada saat peristiwa 9/11, PNAC juga mengirim surat desakan kepada Presiden Bush untuk segera mengambil langkah strategis memburu pelaku serangan teroris tersebut guna meningkatkan hegemoni AS di Dunia. Pada saat yang bersamaan, para neokons yang berada di kabinet Bush juga menuntut Bush untuk segera mengambil keputusan memerangi terorisme.

Dalam hal pendanaan, PNAC cukup bergantung kepada lembaga-lembaga donor. Mediatransparency.com melaporkan bahwa, PNAC sejak tahun 1997 telah medapatkan dana dari beberapa yayasan dengan nominal mencapai USD 600.000. Yayasan-yayasan tersebut antara lain: Bradley Foundation, John M. Olin Foundation, dan Scaife Foundations.

Hingga akhir 2006, situs PNAC masih aktif namun hanya memiliki pengurus tunggal. Menurut mantan direktur eksekutif PNAC, Gary Schmitt PNAC tidak dibuat untuk selamanya, lembaga ini telah berhasil menjalankan tugasnya dengan tanda pemerintah AS telah mengadopsi pandangan lembaga tersebut. Di tahun 2009, pendiri PNAC, Robert Kagan dan William Kristol mendirikan lembaga think tank baru dengan nama “Foreign Policy Initiative”. Lembaga tersebut disebut-sebut sebagai penerus dari PNAC.

PNAC dianggap berhasil menanamkan pandangannya ke pemerintah AS. Organisasi yang disusun dan dirancang secara serius oleh para orang-orang yang memiliki idealisme tinggi terhadap pahamnya ini akhirnya tidaklah sia-sia. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan luar negeri AS yang begitu hawkish. Pandangan hawkish merupakan ciri khas dari kaum neokons.


*Ditulis ulang dari buku “MENGUAK ULAH NEOKONS: Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi Terorisme” karya A. Safril Mubah dengan berbagai modifikasi.

About Yopi Makdori

Diberdayakan oleh Blogger.