Ilustrasi: Pxfuel.com
Muhammad Iskandar Syah
Relasi tentang tipe golongan darah dengan karakteristik seseorang nampaknya masih banyak digandrungi. Sejarah mengenai hal tersebut terlacak sejak masa Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno [1]. Demikian juga dengan Hipocartes (460-370 SM), ia berhasil mengembangkan "four humors theory [2]", yang mana ia percaya bahwa keadaan jiwa, emosi, dan tingkah laku seseorang ditentukan dari kelebihan atau kekurangan cairan tubuh (disebut humors).
Kemudian pada tahun 1926, Rin Hirano dan Tomita Yashima mempublikasikan sebuah artikel ilmiah yang berjudul "Blood Type Biological Related" dalam Army Medical Journal. Namun artikel tersebut tidak dilandasi pada metodologi statistik yang mumpuni, bahkan lebih parah artikel tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai "tulisan ilmiah" (unscientific), namun lebih didasari oleh motif rasisme.
Kemudian di tahun 1927, seorang profesor di Tokyo Women's Teacher's School, Takeji Furukawa mempublikasikan sebuah paper dengan judul "The Study of Temperament Through Blood Type" dalam jurnal Psychological Research. Ide dalam paper tersebut langsung tersebar luas kepada publik Jepang, meskipun Furukawa pada papernya tersebut gagal dalam metodologi statistik (penelitiannya tidak bisa digeneralisasikan dalam populasi yang lebih luas--waktu itu hanya menggunakan 20 sampel). Selain itu, Furukawa juga dianggap sebagai ilmuwan yang kurang kredibel.
Namun yang terkenal dari itu semua adalah Masahiko Nomi, ia merupakan seorang wartawan yang tidak mempunyai latar belakang ilmu medis. Pada tahun 1970-an (sebelumnya ramalan golongan darah sudah tidak populer sejak periode 1930-an), ia menerbitkan sebuah buku dengan judul "Ketsueki-gata de Wakaru Aisho" (Understanding Affinity by Blood Type). Buku tersebut menjadi best seller pada periode yang sama dan seketika narasi hubungan tipe darah dengan kepribadian seseorang kembali populer. Beberapa psikolog Jepang pun mengkritiknya, namun demikian, ia terus menunjukkan data statistik yang signifikan di berbagai bidang dan menerbitkan beberapa buku sejenis. Masahiko banyak mendapat kritik dari komunitas psikolog Jepang disebabkan ia tidak menggunakan metodologi yang jelas, selain itu banyak yang anekdot dan kesimpulan yang ditarik pun rancu atau tidak jelas [3].
Setelah kematiannya (pada tahun 1981), putranya Toshitaka Nomi, terus mempromosikan teori ini dengan serangkaian buku dan dengan mengoperasikan sebuah institut, yakini Institute of Blood Type Humanics. Pada tahun 2004, ia kemudian mendirikan "Pusat Ilmu Pengetahuan Manusia ABO" untuk penelitian dan publikasi lebih lanjut mengenai topik tersebut [4].
Korelasi tipe golongan darah dengan kepribadian seseorang juga begitu populer di kalangan remaja Indonesia. Sebagian besar dari mereka percaya bahwa golongan darah mereka sesuai dengan kepribadian yang kerap dipublikasikan oleh majalah atau pun media sosial. Bahkan lebih parah, mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan sebuah "sains". Namun tetap saja yang terparah di antara mereka adalah mereka yang telah mengetahui bahwa hal itu sebuah pseudosains dan pernyataan yang sama sekali tidak berdasar, namun tetap mempercayai kebohongan besar tersebut. Mengapa demikian? Tentu saja karena kebohongan tersebut menyenangkan bagi mereka. Mereka lebih menyukai sesuatu kebohongan, namun itu menyenangkan dari pada sebuah kebenaran tapi menyakitkan.
Hal tersebut lambat laun akan membentuk dan melekat dalam kepribadian kita. Kita akan lebih menyukai orang yang mengatakan kebohongan tapi itu menyenangkan dari pada seseorang yang menyampaikan risalah kebenaran. Cukup sudah kita hidup dalam sebuah ilusi, mari kita hidup dalam realitas dan saat itu kita sadar bahwa kita sudah berada dalam era distopia. Di mana kehancuran sudah merajalela di mana-mana.
Maka janganlah julukan "generasi anti ilmu pengetahuan" melekat dalam diri kita. Gunakan pikiran kita sebagai jalan untuk menggapai cahaya-Nya. Ramalan golongan darah hanya bentuk halus dari astrologi yang sudah mulai ditinggalkan. Sebab itu, tinggalkan sesuatu yang sangat tidak berdasar tersebut.
REFERENSI
[1] Rogers, Mary dan Glendon, A. Ian (2002). "Blood Type and Personality". Didownload melalui https://www.researchgate.net/profile/Ian_Glendon/publication/29457792_Blood_type_and_personality/links/561c338308aea80367243a43.pdf, pada 21/11/2017
[2] Baca Lebih Lanjut dalam "Four temperaments" melalui https://en.wikipedia.org/wiki/Four_temperaments
[3] D'Adamo, Peter J. (2002). "The Eat Right for Your Type: Complete Blood Type Encyclopedia". Riverhead Trade. Hal. 28.
[4] Evans, Ruth (4 November 2012). "Japan and blood types: Does it determine personality?". BBC News. Diakses melalui http://www.bbc.co.uk/news/magazine-20170787, pada 22/11/2017
0 komentar:
Posting Komentar