Ilustrasi: Pxfuel.com
A. Zufar [Mahasiswa Hubungan Internasional Unsoed]
Salam ilmu pengetahuan, pagi ini saya akan memaparkan penjelasan mengenai mediasi China terhadap konflik Arab Saudi dan Iran. Konflik yang terjadi diantara dua Negara besar Timur Tengah yakni Arab Saudi dan Iran memang bukan isu baru dalam komunitas internasional. Ketegangan diantara keduanya memiliki sejarah yang panjang. Hal ini berawal dari konflik berlatar belakang agama sejak 14 abad lalu, kala itu ada perdebatan siapa yang yang akan meneruskan kepemimpinan pasca Nabi Muhammad SAW wafat.
Keduanya (Suni dan Syiah) sama - sama mengaku sebagai pemangku kepemimpinan umat Islam di dunia. Kedua aliran tersebut akhirnya terpecah, Sunni akhirnya mendominasi populasi muslim dunia sebanyak 90%, sedangkan syiah mulai berani unjuk gigi sejak 1979 sebagai akibat revolusi Iran yang menganggap pemerintahan sebelumnya sekuler. Kini, Iran pun menjadi pemimpin populasi muslim syiah di dunia meskipun kuantitasnya jauh lebih sedikit dibandingkan sunni. perselisihan untuk memperebutkan pengaruh diantara Arab Saudi semakin menjadi, persaingan terbesar pertama terjadi tahun 1987, ketika Arab Saudi dengan terang terangan mendukung Iraq dalam perang berdarah dengan Iran. Hubungan sempat membaik di tahun 1997 saat pemilihan presiden dan tercapai kesepakatan keamanan di tahun 2001.
Kemudian, hal ini menarik perhatian China untuk melakukan mediasi terhadap konflik Arab Saudi yang berkepanjangan tersebut. Sebagai mitra dagang dan memiliki ikatan kerjasama yang kuat, China merasa memiliki kewajiban untuk menengahi perselisihan tersebut. Mediasi pun disambut baik oleh kedua Negara karena hubungan baik China dengan Arab Saudi dan Iran. Mereka sangat kooperatif untuk diajak berdialog untuk penyelesaian konflik. berbanding terbalik dengan AS dan Rusia, Arab Saudi dan Iran sulit untuk melakukan dialog karena hubungan Iran dan AS memang kurang baik. Jika dicermati, mengapa China mau mendamaikan Arab Saudi dan Iran? Selain hubungan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh Arab Saudi yang menjadi pemasok minyak mentah terbesar terhadap China. Sedangkan China merupakan pemasok utama bahan baku militer terhadap Iran.
Ketiganya sebenarnya terjalin suatu ikatan simbiosis mutualisme. Faktor tersebutlah yang menjadi latar belakang utama China mau mendamaikan Arab dan Iran, jika keduanya terus dilanda konflik justru pihak China akan menjadi pihak yang dirugikan, bahkan berdampak pada ketiganya.
Referensi
Samosir, Hanna Azarya. 2016. Sejarah Panjang Perselisihan Arab Saudi dan Iran. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160105133321-120-102293/sejarah-panjang-perselisihan-arab-saudi-dan-iran/, diakses 6 Januari 2016.
Tanpa nama. 2017. Mengapa China Ingin Damaikan Iran-Saudi. https://kompas.id/baca/internasional/2017/03/17/mengapa-china-ingin-damaikan-iran-saudi/, diakses 17 Maret 2017.
Epa. 2016. Tujuh hal tentang permusuhan Iran dan Arab Saudi. http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iransaudi_musuh, diakses 5 Januari 2016.
Patnistik, Egidius. 2016. Mengapa Iran dan Arab Saudi Bermusuhan?. http://internasional.kompas.com/read/2016/01/06/09171261/Mengapa.Iran.dan.Arab.Saudi.Bermusuhan., diakses 6 Januari 2016.
Bakir, Mohammad. 2016. Iran Versus Arab Saudi, Sejarah yang Terulang. http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/iran-versus-arab-saudi-sejarah-yang-terulang, diakses 12 Januari 2017.