Grenthink Views

Si May yang [Pura-Pura] Begitu Lugu


Ilustrasi: Wikimedia.org

Muhammad Iskandar Syah

Beberapa waktu yang lalu, Theresa May, Perdana Menteri Inggris mengunjungi Timur Tengah salam tiga hari. Rabu pagi waktu Riyadh, May tiba di ibu kota Kerajaan Saudi tersebut. Di sana ia mengangkat sebuah isu terkait blokade yang dilakukan oleh Saudi terhadap Yaman. May meminta Saudi untuk segera menghentikan aksi blokadenya terhadap Yaman [1].

Sebelumnya perlu diketahui bahwa sudah selama tiga minggu ini Saudi dan pasukan koalisnya melakukan blokade militer terhadap Yaman. Meskipun kecaman dari NGO kemanusiaan dan komunitas internasional lain berkali-kali dilayangkan terhadap kerajaan tersebut, namun negara itu bergeming. Ia tetap melakukan blokade militernya terhadap Yaman sampai saat ini. Hal ini berujung pada malapetaka yang begitu besar bagi rakyat Yaman. Bagaimana tidak, di tengah-tengah kebuntuan rakyat Yaman dalam mendapatkan sumber makanan, obat-obatan dan lainnya, namun Saudi justru melakukan blokade terhadap mereka yang hendak menyalurkan berbagai kebutuhan bagi warga Yaman tersebut.

Akhirnya hal tersebut membuat situasi di sana semakin memprihatinkan. Menurut Save the Children, sebuah NGO kemanusiaan yang fokus terhadap isu anak-anak menyatakan bahwa sebanyak 130 anak-anak Yaman meninggal setiap harinya disebabkan oleh malnutrisi, kelaparan akut, dan wabah penyakit (kolera) [2]. Save the Children juga menyatakan bahwa, pada tahun ini sebanyak 400 ribu anak-anak di sana membutuhkan perawatan karena menderita malnutrisi akut. NGO itu juga menambahkan bahwa jika blokade tersebut terus berlanjut, maka diperkirakan 8 hingga 12 minggu kedepan persediaan makanan dan obat-obatan bagi warga Yaman akan habis, dan tentu saja hal ini akan menimbulkan malapetaka yang lebih besar lagi bagi mereka.

Saat operasi serangan udara Arab Saudi bersama pasukan koalisnya terhadap Yaman, Philip Hammond yang kala itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa Inggris akan mendukung aksi tersebut. Namun demikian, dukungan tersebut bukan dalam artian Inggris terlibat langsung di dalam pertempuran di sana, melainkan dukungan teknis dan persenjataan kepada Saudi [3]. Meskipun saat ini Hammond sudah tidak lagi menjabat dalam posisi tersebut, namun nampaknya janji itu akan terus dijaga oleh para penerusnya.

Sejak janji itu diucapkan, seketika Inggris menjual berbagai peralatan tempur yang terdiri dari jet tempur, berbagai macam jenis bom, dan misil kepada Saudi dengan nilai sebesar £4,6 miliyar. Jet tempur tersebut termasuk jenis Eurofighter Typhoon jet yang digunakan Saudi untuk membombardir Yaman. Tak hanya sampai di situ, pilot-pilot pesawat tempur tersebut juga mendapatkan pelatihan oleh Inggris.

Sudah tidak ada keraguan lagi bahwa senjata-senjata yang dibeli Saudi tersebut digunakan oleh kerajaan itu untuk membantai warga sipil di Yaman. Hal senada juga dilaporkan oleh Amnesty International [4] dan Human Rights Watch [5], NGO tersebut dalam laporannya menyatakan bahwa ditemukan sebuah kaitan bahwa bom-bom Inggris digunakan oleh Saudi untuk menyerang infrastruktur sipil. Sedangkan panel PBB menuduh Saudi telah melakukan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang merata dan sistemis [6].

Meskipun berbagai bukti pelanggaran terhadap kemanusian yang dilakukan oleh Saudi begitu banyak, dan meskipun korban warga sipil atas pengeboman yang dilakukan oleh Saudi terus meningkat, namun Inggris sebagai pemasok senjata bagi Saudi sama sekali bergeming. Justru May dengan [pura-pura] keluguannya malah meminta Saudi untuk menghentikan blokade terhadap Yaman. Seharusnya ada cara yang lebih efektif bagi May jika benar-benar bersimpati terhadap penderitaan warga Yaman, yaitu segera hentikan penjualan senjata kepada Saudi.


Referensi

[1] May to demand Saudi Arabia ends blockade on Yemen's ports. Diakses melalui https://www.theguardian.com/politics/2017/nov/28/may-to-demand-saudi-arabia-ends-blockade-on-yemens-ports?CMP=share_btn_fb, pada 1/12/2017

[2]Save the Children: 130 children die daily in Yemen. Diakses melalui https://www.alaraby.co.uk/english/news/2017/11/16/save-the-children-130-children-die-daily-in-yemen, pada 1/12/2017

[3] UK 'will support Saudi-led assault on Yemeni rebels - but not engaging in combat'. Diakses melalui http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/yemen/11500518/UK-will-support-Saudi-led-assault-on-Yemeni-rebels-but-not-engaging-in-combat.html, pada 1/12/2017

[4] https://www.amnesty.org.uk/exposed-british-made-bombs-used-civilian-targets-yemen. Diakses melalui, https://www.amnesty.org.uk/exposed-british-made-bombs-used-civilian-targets-yemen, pada 1/12/2017

[5] Bombing Businesses:
Saudi Coalition Airstrikes on Yemen’s Civilian Economic Structures. Diakses melalui https://www.hrw.org/report/2016/07/11/bombing-businesses/saudi-coalition-airstrikes-yemens-civilian-economic-structures, pada 1/12/2017

[6] UN report into Saudi-led strikes in Yemen raises questions over UK role. Diakses melalui, https://www.theguardian.com/world/2016/jan/27/un-report-into-saudi-led-strikes-in-yemen-raises-questions-over-uk-role, pada 1/12/2017

About Yopi Makdori

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.